Monday, January 12, 2015

Globalisasi dan produk dalam negeri.

Salam sejahtera untuk para kolega yang mengunjungi blog saya, karena dengan kasih karunia-Nya lah, kita bisa berkumpul disini dengan dengan keadaan yang baik dan tidak kekurangan suatu apapun. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan mengangkat tema tentang Globalisasi dan produk dalam negeri. Seperti yang kita tahu, globalisasi bisa diartikan sebagai proses penyebaran informasi baik berupa informasi, pemikiran, gaya hidup maupun teknologi secara mendunia. Salah satu indikasi suatu negara dapat menyikapi globalisasi dengan baik adalah jika perekonomiannya juga baik.

Dewasa ini, perkembangan ekonomi menjadi salah satu indikator yang menentukan suatu negara siap atau tidak masuk dalam era globalisasi. Karena jika suatu negara memiliki perekonomian yang baik, maka, dalam beberapa kondisi negara tersebut bisa dikatakan siap untuk masuk dalam era globalisasi. Perekonomian yang baik juga identik dengan rakyatnya yang mencintai produk dalam negeri.

Dampak globalisasi tidak lain seperti dua sisi koin, kepala dan ekor. Dalam globalisasi, dampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi antara lain, komunikasi yang semakin mudah dan cepat, berkembangnya IPTEK, serta meningkatnya taraf hidup. Dan dampak negatifnya antara lain informasi yang tak terkendali, budaya kebarat-baratan, serta kesenjangan sosial.

Sebagai warga Indonesia yang baik marilah kita menyikapi globalisasi ini dengan baik. Jangan sampai era globalisasi ini menggerus budaya dan tradisi kita sendiri.

Eksistensi produk dalan negeri ini memang menunjukan perkembangan ke arah yang lebih baik, ke arah yang sama-sama bangsa ini inginkan. Walaupun memang tidak bisa kita pungkiri belum semua brand bisa bersaing di pasar internasional, tapi ingat TKW dari Indonesia selalu menjadi pilihan utama di pasar internasional.

Kata mereka, produk indonesia tidak sebanding harga dan kualitasnya. Tapi mereka tetap merogoh kocek untuk membeli barang produkan eiger yang notabene adalah produk dalam negeri.

Kata mereka, produk indonesia tidak menarik. Tapi mereka tidak pernah sadar berapa banyak turis asing yang datang ke situs-situs candi di Indonesia, candi juga produk dalam negeri 'kan?

Pada akhirnya, sebagai bangsa yang sadar serta peduli terhadap budaya dan tradisinya, marilah kita mulai mencintai produk dalam negeri. Mulai dari hal yang sederhana saja seperti memilih makanan dan cara berpakaian sampai hal yang cukup sulit, mencari pendamping hidup marilah kita memilih produk-produk dalam negeri saja.

Untuk Indonesia yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih siap untuk menghadapi era globalisasi, dan juga untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Marilah kita mencintai produk-produk dalam negeri.

Sekian yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kata-kata, kalimat, atau bahkan paragraf yang tidak berkenan di hati para kolega sekalian, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Tuhan YME. Saya Kevin Jordanus, terimakasih dan salam sejahtera.