Oktober 2014.
Malam itu ada hujan turun dengan perlahan, membasahi ruas-ruas jalan dengan tidak kentara. Membasahi helmku dengan menyisakan beberapa bulir tetes hujan di ujung-ujungnya. Aku selalu jatuh cinta dengan suasana hujan, tapi tidak malam ini, aku belum di rumah ditambah ini sudah hampir pukul 11 malam. Tidak ada yang lebih buruk dari ini.
Nanti aku ke rumahmu, membawakan beberapa makanan dan membuatkanmu kopi hitam, katamu sore tadi sebelum hujan turun. Setelah itu tidak ada kabar darimu lagi.
Jalanan sudah sepi, namun langit menjatuhkan air dengan lebih berengsek, lebih deras dari sebelumnya, ditambah dengan angin yang menderu dari arah depan. Hari ini akan berakhir dengan buruk.
Tapi tidak, aku teringat pesanmu sore tadi, sedikit menenangkanku di jalan yang tidak tenang ini. Aku tetap memacu kendaraanku dengan kecepatan yang wajar, membiarkan tubuhku dibasahi atah lebih tepatnya dihantam dengan butir-butir air yang turun dari langit. Membuatku kuyup, dan tentu kedinginan.
Pukul 12 kurang 20 menit, aku akhirnya memarkirkan kendaraanku di halaman rumah, mencari kunci rumahku, dan membuka pintu rumahku.
Tidak ada tanda adanya kamu di sini, ataupun di setiap sudut rumahku. Ini terlalu kosong. Jika kamu sedang merencanakan kejutan, ini bukan waktu yang tepat, ini bahkan bukan hari ulang tahunku.
Setelah yakin benar tidak ada kamu di sini, atau keberadaanmu di jalan yang menuju rumahku. Akhirnya aku mengunci rumahku. Membilas badanku yang sudah kuyup dihajar oleh air hujan.
Akhirnya aku sadar, alasanku untuk pulang tidak ada.
"Can i rely my happiness on you, dear?" Kata imajiku sebelum pergi ke tanpa batas.
No comments:
Post a Comment