Wednesday, December 27, 2017

Untuk Seseorang yang (Memang Harus) Telah Tiada

Apa kabar?

Kemarin aku membongkar album-album fotomu, dan beberapa barang milikmu, sih. Foto-foto di album itu sudah banyak yang rusak, beberapa hanya pudar di ujung-ujungnya, lainnya sudah habis rusak tidak berbekas karena anak-anakmu tidak becus menjaga barang milik ayahnya sendiri. Aku masih bingung, ternyata rumah yang aku tempati sekarang pernah sebegitu ramai dan masih tetap rapih, entah apa yang kamu ucapkan waktu itu, tapi aku kagum. Maaf, aku terlambat menyadari betapa pentingnya kerapihan untukmu.

Tahun ini aku sudah 20 tahun, maaf hanya sekali berziarah ke makammu tahun ini. Aku sibuk. Juga, Bandung, walaupun tidak semenyenangkan itu, ada beberapa hal yang membuatku betah di sana. Maaf jaang pulang ke rumah. Toh kamu juga sudah gak di sini kan?

Sekarang di rumah ada anjing, namanya Sam. Tentu saja makin berantakan, tapi istrimu senang kok dengan kehadiran Sam, agar ada yang menemani katanya. Ingin aku bereskan rumah ini, sungguh. Di beberapa sudut sudah banyak jaring laba-laba, di sudut lainnya tumpukan debu. Aku bingung, anak-anakmu yang sudah sukses itu lupa bahwa rumah tempat mereka kecil itu butuh dirawat juga. Yah, mungkin untuk mereka, rumah ini tidak lebih dari sekedar properti yang akan dijual setelah kematian istrimu. Miris ya.

Oh, kemarin, saat melihat tumpukan fotomu, aku jadi takut. Rasanya, kamu pernah ada di tempat yang semua orang inginkan. Aku takut, dengan jalan yang sedang aku lewati, apabila ternyata ujungku bukan di tempat yang sama seperti mu. Aku takut, ketika aku menginjak umur yang sama sepertimu, hal yang sama hanya kebiasaan merokok dan ngopi saja. Ya memang bukan kamu sih yang memberikan beban itu kepada ku, tapi kamu satu-satunya laki-laki yang aku rasa pantas untuk aku lampaui.

Sebentar lagi 2018, artinya sudah hampir 16 tahun kamu meningalkan rumah. Semoga, aku bisa mengurusi rumah ini, setidaknya mengurusi kebun yang sudah lama tidak diolah itu. Duh, tulisanku semrawut sekali, maaf. Aku hanya ingin menumpahkan semuanya kepadamu. Oiya, ada seseorang yang aku ingin kenalkan kepadamu, kami bertemu di Bandung, dia teman seangkatanku. Nanti aku ajak dia ziarah ke makammu, ya semoga saja kamu gak mempermasalahkannya, ya.

Rasanya aku juga sudah mengerti ucapanmu tentang jadi orang baik. Aku paham, dan aku sedang menjalaninya. Sama sepertimu, meskipun di KTP agamamu adalah buddha, tapi kamu tidak pernah sembahyang dengan cara yang dilakukan orang-orang buddha pada umumnya kan? Yang terpenting untukmu adalah berbuat baik. Aku jadi ingat cerita saat kamu membebaskan agama apa yang akan anak-anakmu anut, tapi pada akhirnya mereka yang memaksamu untuk ikut agama mereka, gila. Padahal kamu mah bebas aja mau agama apa yang penting kan berbuat baik. Ngga, aku gak lagi ngetawain apa yang kamu anut, aku juga sedang melakukan itu, kok. Sayang maut membuatmu gentar ya, ah tapi tidak apa. Aku dengar-dengar Yesus juga suka ngopi, jadi kalian bisa menghabiskan sore hari kalian untuk ngopi bersama kan?

Aku sedang terbentur, mungkin sengaja membenturkan diri. Aku ingin terbentuk sama seperti kamu terbentuk, mungkin lebih baik lagi.

Mungkin ada baiknya kamu sudah tidak di rumah. Mungkin tulisan ini tidak akan pernah aku tulis kalau kamu masih di rumah, dan mungkin aku tidak tau caranya jadi manusia. Aku jadi ingin bersyukur saja, kepergianmu dari rumah membuatku banyak belajar jadi manusia. Potret lawasmu menunjukan betapa kamu telah menjadi manusia yang utuh. Kong, kamu harus tau betapa aku selalu mengejar sosokmu, kamu adalah patokanku untuk menjadi manusia.

Ah, jadi lupa memberitahu kabar ku. Aku baik-baik saja, jangan khawatir. Tapi, mungkin aku menyusulmu agak lama, ya. Masih ada yang ingin aku kejar di sini, sosokmu saat berada di rumah.

Dari satu-satunya cucumu yang selalu memalak teh sore milikmu
Si preman tanah abang

Kevin Jordanus.

Sunday, October 15, 2017

Eat sum corn, unicorn.

Untuk seseorang yang membuat kamar kosan saya terlihat lebih luas.

Untuk semua kemungkinan yang saya akan lontarkan di tulisan ini, untuk semua hal yang nantinya hanya anda yang tau kebenarannya, tetap kuat ya.

Saya memang ga pernah setau itu tentang anda, tapi tenang, untuk beberapa momen ke depan rasanya saya akan terus ada, jadi jangan takut menjalani semua ini sendiri ya.

Pandangan anda tentang orang-orang di sekitar anda juga gak salah kok, ya memang kondisi aktualnya seperti itu, dan itu ga salah semisal anda mengambil tindakan seperti itu, mungkin itu cara anda melindungi diri anda kan?

Gaada yang salah kok dengan jadi diri anda sekarang.

Serius deh, saya ga akan masalah kalo anda mau menyikapi hidup seserius dan seterukur itu. Saya akan jadi orang pertama yang bilang "sok, lakuin aja". Tapi mungkin untuk beberapa momen saya ga akan semendukung itu sih, haha.

Tapi jujur, saya pengen anda bisa nikmatin hidup tanpa harus gak sober dulu. Saya mau anda bisa nikmatin momen momen singkat yang ada tanpa mikirin harus gimana nantinya. Saya pengen, anda ada di kondisi di mana cuma ada anda dan momen anda, bukan anda, momen anda dan pikiran anda tentang momen anda.

Untuk semua yang sudah anda lewati dengan pikiran pikiran anda, maaf ya untuk semua intervensi yang saya berikan belakangan ini.

Untuk momen yang nantinya akan datang, semoga anda bisa lebih menikmati momen momen itu ya.

Ah, dan gapapa kok kalo anda ternyata serapuh itu, saya gak masalah.

Wah, sudah jam segini, saya harus kelas, kabarin saya ya kalo anda sudah di bandung lagi. Ayo kita makan bubur kubus.

16.10.2017

Sunday, April 9, 2017

33.3/4

Its been a week since you left me. No im not feeling empty or anger or what else? No im not into that all. But sure, i feel a great loss.

I remember the day when we first meet. Around september, 4 years ago. I always came home late, but that day i came home way too early, my mom tell me that u already there, so im rushing from my school to Bogor train station. Jumpin' into the fastest train to depok.

I can not help it, im just feeling really excited to meet you.

The first day we meet, we are not fit each other really well. But i know, someday we will be a great partner to each other.

You are my arsenal, you are my armor, you complete me well. I know, we still hurt each other. Sometimes i rip you up, sometimes you rip me up too. Sweet right?

You always be there, goal after goal, injury after injury, game after game. You always be there. You always want me to give all i have when the game days come to us.

Im sorry if im not a good player tho'. But i always give my 120% effort when the game on and you beside me.

We are a good partner then and now.

But last week. It become our last game together, i know you are not the same like the day we first meet. You are a complete mess that i love so much.

I pushed you too far, i riped you too much, i am the one who destroyed you.

That night, become our last night together, man.

Im sorry if im not treat you well, im sorry if im not responsible, im sorry, i really am.

But after all, thanks for giving me all you have, thanks for always push me beyond my limit, thanks for make me the way i am now.

Friend of mine tell this, "let it go, you both had a good time together."

Yeah sure, we had a good time together.

After all this shitty posting, i love you.

Tabik!